Rabu, 07 Mei 2014

Gila, Benarkah tidak Berguna?

Ulam tiba pucuk dicinta bukan suatu ungkapan yang benar jika itu dibuat dengan tidak benar. Matahari juga menyinari manusia miskin jadi kita tidak usah iri hingga kita membuat tindak yang salah. Lama matahari menyinari manusia miskin selama ia ada pada tempat benar adalah sama, adakah beda?

Nasionalisme tidak membuat kita harus jadi repot nasi. Tanpa ada uang yang cukup bagaimana mungkin menjadi seorang patriot? Apa patriot tidak usah makan?

Tidak disangka, menjadi gila juga berguna jika berpikir seperti pada alinea atas. Dengan menjadi gila, juara mampu didapatkan. Ini satu karunia ilahi ataukah satu kebetulan belaka?

Oleh yang kuasa diberi berkat pastinya membuat hati ini berterima kasih. Betapa tidak, dengan adanya berkat ini, manusia gila pun ada gunanya. Menjadi gila pun ternyata mampu berguna untuk masyarakat. Jika kita sadar maka kotoran pun mungkin berguna ya?

Langkah pasti mamang masih sulit diraih. Ini pastinya sudah lebih unggul karena malang sudah lebih mampu ditampik. Jika bukan kepada Tuhan yang Maha Kuasa maka ke mana lagi harus dihaturkan terima kasih ini?

Obrolan tidak berarti membuat waktu. Time is money berarti membuang waktu mirip membuat uang. Pada saat masih muda kita harus sadar ini. Jika tidak maka tua kita mungkin menangis.

Naga tidur satu saat sangat mungkin bangun kembali jika bukan tewas. Jika sudah tewas mungkin selamanya tidak akan bangun karena belum ada yang mampu menghidupkan makhluk yang sudah mati. Dokter paling hebat pun mungkin masih belum mampu menghidupkan ayahmu yang sudah wafat.

Galau tidak ada manfaatnya, lebih baik lakukan yang mampu dibuat. Sedetik pun waktu ibarat segenggam emas. Jika lewat maka tidak lagi mampu kembali lagi. Walaupun kamu mampu menjadi anak kecil lagi, tidakkah itu kamu buat pada masa datang dan kejadian selama kamu kecil secara alamiah tidak mampu diubah lagi?

Tawa atau tangis merupakan tindak duniawi. Ada datang, sangat mungkin ada pergi jika sudah tidak cocok. Jika tidak ada pandang tawar maka beban sangat mungkin terus dipanggul. Tidakkah letih memanggul beban begitu beratnya?

Ingin rasa hati ini menjerit namun apa daya? Apa manusia gila didengar? Maksimum satu alinea pada atas saja mampu dituliskan. Apa daya jika nanti peluru bundar bersarang di dada dan hanya mampu tersenyum beku sambil melukiskan penderitaan?

Mati atau hidup bukan satu yang penting. Yang penting dalam hidup mampu menjadi manusia yang berguna. Siapakah nanti yang mengenang? Tidak dicaci maki pun mungkin sudah syukur.

Silih berganti malam berganti siang dan begitu juga sebaliknya. Walau kita jenuh, tidak mampu kita halangi peristiwa alam minimal  inilah yang rutin terjadi pada mata seseorang. Sebanyak pasir pada pantai atau pun bintang pada angkasa siang dan malam itu, lebih ungguil jika siang dan malam itu kita nikmati. Jika memang sudah membuat susah maka mungkin saat itu kita mulai mencoba suatu tindak mengubahnya.

Orang tua atau pun muda berbeda pada usia saja. Jika usia sudah tua namun infantilisme maka apa itu ada manfaat? Peti mati tidak untuk orang tua namun untuk orang mati. Jadi orang muda jangan berpikir bahwa ia tidak akan mati.

Eden merupakan taman yang sangat didamba pada muka bumi. Ini karena kita tidak usah bekerja pada tempat itu, bukan? Kita perlu makan, minum, tidur, dan bersenang-senang, bukan? Adakah tempat yang lebih indah?

Kartu As jangan ditukar dengan kartu dua. Ini artinya mutu jangan ditukar dengan picisan. Jangan tertipu menyerahkan berlian supaya mampu mendapatkan batu kali saja. Apa benar batu kali lebih berharga jika dibandingkan rubi?

Alinea pada atas ingin menuturkan bahwa jika kamu sudah memiliki suatu yang mampu diandalkan maka hindarkanlah terpikat menukarkan barang berharga kamu dengan tahi. Adakah tahi ada manfaat? Tidakkah manusia hingga sudi membayar supaya manusia lain sudi mendapatkan tahinya yang seharusnya tiap manusia menjual tahi?

Risiko dan keuntungan harus diperhitungakan arti dari alinea pada atas. Jangan nasihat yang bagus malah kamu tampik dan nasihat jelek malah didengarkan. Kadang sahabat kamu pun sangat mungkin membujuk kamu membuat suatu hal yang cocok jika dibandingkan dengan tujuannya. Waspadalah, jangan hingga kamu mampu diperalat oleh sahabat kamu.

Nomor satu atau pun nomor paling akhir tidak menjadi masalah selama hidup kita ada pada jalan yang benar. Menjadi bermasalah jika kita ada pada jalan yang salah. Lebih parah lagi jika kita tidak sadar tentang hal itu. Menyesal kemudian sering tidak ada manfaat.

Olahlah hartamu hingga ia tidak menjadi penghambat. Jangan membuat tindak yang justru mampu menghambat kamu walau itu tidak kamu sadari. Menyesal kemudian akan membuat air mata berderai saja.

Harta dan tahta penting di dunia namun cara mendapatkannya lebih penting lagi. Menjadi kaya namun dengan merampok adalah salah. Jangan tanya berdasarkan siapa namun terima saja ini suatu kebenaran yang tidak terbantah. Jangan karena membantah kebenaran ini kemudian kamu menjadi bandit.

Atap langit dan alas bumi saat tidur tidak masalah jika itu dengan cara yang benar. Tidak usah malu jika itu terjadi pada kita. Yang perlu kita malu jika kita menjadi bandit besar. Lebih parah lagi jika kita tidak pernah sadar.

Tanpa ada kemajuan dalam hidup pun bukan satu hal yang perlu kita risaukan. Yang harus kita tanyakan yaitu akan makan apa hari ini dengan benar? Jika itu benar maka pada saat malam datang wafat pun, jiwa terasa tenang. Jika tidak maka apa tidak akan mendatangkan caci maki?

Tumbal dalam babi ngepet apa benar membawa rezeki? Kadang, ada anggota keluarga yang harus dikorbankan. Tidak sayangkah kita dengan anggota keluarga kita? Apakah demi harta anggota keluarga dikorbankan?

Atas sangat mungkin menjadi bawah dan begitu juga sebaliknya. Sabar adalah kunci dalam hidup karena jika kita tidak sabar menderita dan kemudian membuat tindak salah, salah siapa? Jangan karena jenuh menderita kemudian kita membuat tindak kriminal. Jangan karena ingin balik modal kemudian kita memfitnah pihak lain.

Rugi jika kita tewas karena kita tidak sabar namun ini bukan karena ingin mengancam. Jika musuh lebih banyak dan kita mengandalkan berani maka apa kita tidak mati konyol? Benarkah kita sangat gagah hingga mampu menaklukkan jutaan manusia seorang diri? Benarkah kita mampu berubah menjadi satria baja hitam karena jika tidak maka apa kita tidak bodoh jika karena itu harus ada lubang peluru bundar di dadanya, senyum bekunya ingin berkata...?

Allah tidak usah menjadi pegangan yang sangat teguh. Jika Lat dan lainnya tidak mampu memberikan baju atau sejenisnya pada saat ada yang telanjang maka apa Allah akan memberikan tower setinggi 150 tingkat dengan tinggi satu tingkat 3 meter, berdiri pada daerah seluas 100 hektar, berbentuk balok tower itu yang menutupi tiap daerah 100 hektar itu yang tiap tingkat mampu menampung hingga 100 milyar triliun ton jika saya minta? Jika tidak apa bedanya dengan Lat, Uzza, atau yang lainnya? Allah juga tidak mampu mengabulkan permintaan khan?

Mata adalah satu penyaring kita. Jika itu tampak maka kita mungkin percaya. Jika tidak maka kita mungkin tidak percaya. Walau mungkin juga mata kita salah, tetap lazimnya seeing is believing..

Pemeluk teguh mungkin berkata, "Kamu belum membuat kebaikan cukup bagaimana Allah memberikan ke kamu?" Namun pernahkah terbersit jika pendukung Lat, Uzza atau yang lainnya berkata yang sama kepada kamu? Apa benar kamu sudah membuat kebaikan yang cukup hingga Lat, Uzza atau yang lainnya layak mengabulkan yang kamu minta? Bagaimana kamu menjawab ini?

Oh, jangan tuturkan bahwa kamu ingin mengandalkan laskar yang besar ingin memaksakan para penganut Lat, Uzza atau yang lainnya tunduk ke kamu. Itu sama saja dengan kamu memaksakan kepercayaan kamu. Ajaran penyembah patung tidak selamanya salah karena apa Muhammad sudi menanggung dosa para pengikutnya yang sudah menyantap satwa tanpa ada maksud menghina pengikut Muhammad?

Kebenaran selalu menjadi yang paling atas tidak peduli betapa kamu tenar atau pun banyak laskar. Selama ada laskar kamu mampu membuat onar. Jika tidak ada laskar maka nanti pihak yang lain yang sangat mungkin membalas. Balas membalas, kapan akan berakhir?

Sodoran berita dan sejarah yang kamu baca belum pasti benar. Sangat mungkin itu direkayasa supaya membuat untung penguasa hingga seakan-akan penguasalah pahlawannya. Kamu harus mampu membedakan yang benar dan yang salah. Jangan kamu dibodohi karena sangat mungkin suatu racun dibuat sedemikian hingga terasa seperti madu.

Akhir tidak menjadi hal yang membuat takut. Jika memang harus berakhir maka berakhirlah. Jika masih harus terus maka teruslah. Tidak perlu kita memaksakan sesuatu dengan cara yang tidak benar.

Ya, itulah kebenaran. Tidak banyak yang mampu dituliskan namun semoga ini berguna. Kebenaran ini semoga lebih mampu membantu hidup kamu.

Akhir kata diucapkan, "Tahi sangat mungkin masih ada manfaat." Itu tergantung cara kita mengolah tahi. Sayangi barang kamu dan usahakan selalu jual barang kamu jika itu bukan ke saudara kamu atau manusia-manusia yang layak karena sbenarnya lebih unggul menjual tahi dan air kencing. Itulah sebabnya dianjurkan juga jangan buang tahi atau air kencing sembarangan, kita harus juga jual tahi dan air kencing kita.